Pada umumnya, henna tidak berwarna hitam dan kebanyakan 'black henna' seperti sebutannya adalah henna yang alami, yang bercampur dengan bahan-bahan kimia dari pengecatan agar berwarna hitam dan untuk mempercepat proses pengecatan.
Saat ini, semakin banyak orang di Indonesia yang mempunyai problem dengan reaksi kulit yang disebut 'black henna'
Fakta dari masalah ini adalah bukan henna yang menjadi fokus utamanya tetapi kandungan racun yang disebut para-pnenylenediamine atau PPD, beberapa orang menambahkannya ke dalam kandungan henna untuk memproduksi bekas noda hitam pada kulit.
Ketika beberapa produk yang dijual di luar sana aman, kebanyakan 'black henna' mengandung PPD, dan ditemukan dalam cat rambut hitam (dan warna lainnya), noda henna yang diklaim tidak mengandung PPD tapi menggunakan perwarnaan non-toxic, Anda yang membelinya harus mengecek pada kandungan bahan yang tertera pada produk untuk memastikan produk ini aman.
Bagaimana mengenali PPD-bahan dasar 'black henna'
1. Jika pastanya berwarna hijau dan baunya seperti bayam, kemungkinan henna tersebut berbahan natural. Terkadang henna artist menambahkan minyak natural atau tumbuh-tumbuhan yang dapat meningkatkan aroma dan mempergelap warnanya.
2. Jika pastanya berwarna hitam gelap atau abu-abu, kemungkinan henna tersebut tidak berbahan natural dan harus dihindari.
3. Tanyakan kepada henna artist Anda berapa lama henna akan membekas dan berapa lama hilangnya. Jika jawabannya "hanya satu atau dua jam" dan "satu minggu atau lebih", berarti mengandung PPD. Henna yang berbahan natural seharusnya meninggalkan bekas lebih lama di kulit, biasanya 6-12 jam. Hasilnya berwarna kecoklatan, bukan hitam.
4. Tanyakan juga berapa lama bertahan di kulit. Jika jawabannya "satu minggu atau lebih" maka berarti mengadung PPD.
5. Terakhir, tanyakan warna yang akan dihasilkan. Jika jawabannya "hitam murni", maka berarti PPD. Henna yang berbahan natural tidak menimbulkan bekas hitam.
Sumber : http://w3.weddingku.com
Read More......
Senin, 26 Oktober 2009
Langganan:
Postingan (Atom)